Makna Idul Fitri di Masa Corona



Idul Fitri memiliki arti penting bagi umat Islam di dunia. Pada hari tersebut, umat muslim merayakan usainya puasa Ramadan satu bulan penuh. Di Indonesia makna Idul Fitri diserap dan diselaraskan bersama budaya yang ada.
Hal terpenting dari Idul Fitri adalah kembali kepada kesucian. Suci lahir maupun batin. Kita harus meninggalkan hal-hal yang jelek di tahun ini. Diganti dengan kebaikan-kebaikan di tahun yang akan datang.

Idul Fitri bukan harus ganti baju baru. Perhiasan baru. Menghidangkan makanan yang lezat-lezat. Tetapi yang lebih penting adalah mindset baru.

Paradigma baru yang membawa kedekatan diri pada sang pencipta. Pemikiran baru yang dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT.

Makna Idul Fitri tak hanya sekadar kembali pada yang suci. Makna Idul fitri dapat pula diartikan sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. Syukur atas kemenangan besar yang diperoleh setelah menjalankan ibadah puasa Ramadan.

Rasa syukur bisa dimanifestasikan dengan cara berbagi dengan sesama. Hal ini bisa dilakukan dengan menunaikan Zakat Fitrah dan Zakat Maal.

Idul fitri harus disyukuri dengan cara meningkatkan kasih sayang kepada keluarga. Perhatian kepada sesama dan tetangga. Begitu juga toleransi jangan lupa.

Lantas bagaimana  memaknai Idul Fitri dimasa pandemi corona? Makna Idul Fitri tetap harus disambut dengan penuh suka cita. Meski warga kota ngga boleh mudik ke desa. Selama Idul Fitri ngga  boleh ada mudik lokal apalagi mudik nasional.

Meski masyarakat tak harus tumpah ruah menggemakan takbir dan melaksanakan salat Id. Takbir dan sholat Id bisa dilakukan di rumah masing-masing.  Terutama  bagi wilayah yang telah ditetapkan zona merah.

Bagi wilayah yang ditetapkan pemerintah sebagai zona hijau. Warga bisa melaksanakan takbir dan sholat id di lapangan atau masjid. Meski bagi warga harus mematuhi protokol kesehatan.


Kegiatan social dictancing dan psysikal distancing tetap harus dipatuhi. Menjaga jarak minimal satu meter. Tetap memakai masker. Dan selalu mencuci tangan sehabis keluar rumah.
Di Indonesia, selama Lebaran ada tradisi saling berkunjung ke keluarga besar, tetangga, atau rekanan. Untuk lebaran kali ini  disarankan berlebaran bersama keluarga inti di rumah dan tidak perlu menerima tamu untuk mencegah penularan virus corona.
Momen bermaafan dan berkumpul bersama tak meski harus bertemu. Kegiatan bermaafan dengan keluarga dan tetangga bisa dilakukan dengan menggunakan berbagai macam media online seperti Zoom Cloud Meeting, WhatsApp, Skype, Google Duo, Teams dan lain-lain.
Kalau terjadi saling kunjung dikhawatirkan adanya cluster baru. Boleh jadi ada tamu yang datang membawa virus.  Karena sekarang ini banyak orang tanpa gejala (OTG).
Silaturahmi bukan karena kedekatan fisik, tapi karena kedekatan batin. Praktik seperti ini kemungkinan besar akan mengurangi penyebaran virus, walaupun tidak ada jaminan akan hilang sama-sekali.
Begitu juga masyarakat tidak menggelar takbir keliling pada malam Idul Fitri. Takbiran bisa dilakukan dari masjid dan mushala dengan menggaungkan takbir melalui pengeras suara. Hal ini dilakukan untuk memeriahkan malam Idul Fitri.
Ibadah dan silaturahmi bisa dilakukan di rumah saja. Kegembiraan jangan sampai hilang.  Tetapi tetap harus terhindar dari COVID-19.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1441 H. Mohon maaf lahir dan bathin.

Bekasi, 22 Mei 2020
Yan Supyanto

Komentar

  1. Alhamdulillah, tulisan nya luar biasa Bagus dan apik terus lah menulis jangan pernah berhenti terimakasih

    BalasHapus
  2. Terima kasih atas motivasinya

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menciptakan Pola Belajar Efektif dari Rumah

Bahan Untuk Renungan

Kebencian itu Seperti Bau Tomat Busuk