Apakah Anda Termasuk Guru Berkah, Mubah Atau Musibah?

Berbicara masalah guru tidak akan pernah habis dan basi. Mengapa demikian? Tidak akan habis karena bahasan guru luas dan kompleks. Tidak ada seorang individu pun yang tidak mengenal guru. Dari mulai pejabat sampai penjahat.  Dari mulai konglomerat sampai orang melarat.  Dari orang pusat kota sampai orang pelosok desa.  Saya pastikan semua orang pernah bersentuhan dengan yang namanya guru.

Tidak akan basi karena masalah guru selalu klusial.  Selalu menjadi  “trending topic” dalam kehidupan masyarat. Guru ini selalu dicari dan dibutuhkan oleh semua orang.  Meski kadang dilupakan. Apabila orang tersebut telah sukses dan telah tercapai tujuan hidupnya.

Guru adalah sosok pribadi yang sangat diperlukan dalam membangun kualitas peradaban. Sosok yang selalu diandalkan dalam setiap moment. Baik bernuansa kenegaraan maupun kemasyarakatan.

Bahkan dalam sejarah Jepang. Sewaktu Hiroshima dan Nagasaki di bom atom,  Kaisar jepang tidak menanyakan profesi yang lain.  Tapi yang ditanyakan adalah guru. Berapa guru yang masih hidup? Ini menandakan bahwa selagi masih ada guru di muka bumi ini, maka profesi lain masih bisa diciptakan. Setiap profesi yang ada di jagat raya tidak akan pernah luput dari sentuhan tangan halus para guru.

Lantas, tipe guru manakah yang betul-betul dibutuhkan? Saya akan membagi tipe guru dari segi kebermanfaatan atas kehadirannya di tengah-tengah masyarakat. Baik masyarakat sekolah maupun masyarakat dimana guru tersebut tinggal.

Ada tiga tipe guru, Pertama adalah guru musibah. Guru musibah adalah, apabila kehadiran guru di termpat mengajar ataupun tempat lainnya mendatangkan kerugian. Di tempat mengajar, dia mendatangkan keburukan, bagi anak-anak yang diajarnya. Anak-anak menjadi malas belajar. Anak-anak menjadi tidak termotivasi untuk belajar. Anak-anak bahkan terhambat kreativitasnya.

Guru musibah mendatangkan madorot bagi peserta didik. Ilmu yang disampaikan jauh api dari panggang. Ilmunya tidak up to date. Sudah kadaluarsa dan tidak ada unsur kebaruan.

Kehadirannya sangat tidak diharapkan, karena gaya mengajarnya yang menjenuhkan  dan tidak bisa dijadikan teladan. Anak-anak menjadi enggan melakukan kebaikan.

Guru musibah, di masyarakat menimbulkan keresahan bagi lingkungan sekitarnya. Karena guru tersebut berbuat keonaran, berbuat keributan atau hal lain yang tidak menyenangkan orang lain.

Intinya guru musibah adalah guru yang tidak memiliki skills  yang memadai. Pengetahuannya tertinggal dan tidak pernah menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sikapnya tidak bisa dijadikan contoh dan teladan. Pendek kata guru tersebut, sangat tidak bermanfaat kehadirannya. Guru musibah, kita sepakat menyebutnya oknum guru. Guru tipe inilah yang membuat citra guru melorot ke dasar laut.

Kedua, adalah guru mubah. Guru mubah adalah guru yang kehadiran dan ketidakhadirannya tidak ada pengaruhnya. Mau ada, atau tidak ada guru tersebut sama saja. Guru tersebut lebih cocok dengan sebutan guru “ngga ngaruh”. Guru yang begini lebih pantas disebut guru yang hidup segan, mati tak mau.

Ketiga adalah guru berkah. Guru berkah adalah guru yang sangat dinanti-nantikan kehadirannya oleh semua warga sekolah. Anak merasa senang belajar bersama guru tersebut. Karena ilmunya up to date, berguna bagi masa depannya. Gaya mengajarnya menyenangkan, sehingga ilmu yang disampaikan mudah diserapnya.

Mengajarnya tidak menjenuhkan, bahkan guru yang berkah selalu mendatangkan kebaikan bagi masyarakat sekitarnya. Guru berkah memiliki wawasan dan ilmu pengetahuan yang luas. Guru berkah memiliki skills yang memadai dan mumpuni. Guru berkah selalu menjadi contoh, menjadi teladan dan bahkan menjadi primadona.  Pendek kata guru berkah adalah guru yang kehadirannya menjadi solusi, bukan guru yang menambah masalah.

Sehari saja guru berkah tidak datang. Banyak anak yang ngangenin.  Banyak anak yang merindukan kehadirannya.  Bahkan banyak anak yang mengidolakannya. Bukan hanya karena penampilannya, tetapi karena sikap, pengetahuan dan kemampuannya yang luar biasa.

Terus apa yang bisa diperbuat, terutama untuk guru musibah?  Ayo bertaubat mumpung pintu tobat masih terbuka. Ayo bersemangat untuk belajar. Belajar itu tidak mengenal usia.  Mencari ilmu itu tidak mengenal waktu dan tidak mengenal tempat. Sebagaimana pepatah mengatakan setiap tempat adalah tempat kita belajar. Setiap moment adalah waktunya untuk kita belajar.

Bagi guru mubah, ayo manfaatkan waktu supaya anak-anak anda terkesan dengan kehadiran anda. Ingat kesan anak, bukan berapa lama diajar oleh anda. Tetapi apa yang telah terkesan dengan perbuatan anda dihati anak-anak. Ingat kalau anda terkesan, insha Allah anda akan dikenang.

Bagi guru berkah, ayo terus bersemangat tingkatkan nilai ibadahnya. Jangan sampai kita lengah. Ingat meraih itu lebih mudah dari pada mempertahankan.

Ingat jadi guru yang baik dan bermanfaat itu, akan selalu dikenang dan dibicarakan jasa dan kebaikannya.   Semoga guru yang ada di lingkungan kita menjadi guru berkah. Yaitu guru yang mampu mendatangkan maslahat dan barokah bagi lingkungan sekitar.

Terus pertahankan label guru berkah, supaya semua komunitas yang bersentuhan dengannya medapatkan berkah-Nya. Amiin

Bekasi, 21 Maret 2020


Yan Supyanto

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resep Menjadi Penulis Pemula

Menciptakan Pola Belajar Efektif dari Rumah

Pikiran Anda Menentukan Karakter Anda