Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Tidak Boleh Ada Di Sekolah

Mengapa Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) tidak boleh ada di sekolah? Bukankah dia juga sama warga negara seperti yang lainnya. Kalau begitu diskriminatif donk? Maksudnya apa sih kalimat tersebut?  Mari kita lihat apakah anak itu diciptakan oleh Allah dalam kondisi tidak sempurna? Tentu tidak.  Karena  Allah telah menjanjikan bahwa manusia adalah makhluk yang paling sempurna. 

Jadi Allah tidak pernah menciptakan makhluk dalam kondisi serba kekurangan, apalagi namanya manusia. Semua manusia diciptakan Allah dalam kondisi yang sempurna.  Karena Allah itu Maha Sempurna. Lihat Al-Quran surat At-tin ayat 4 yang artinya sesungguhnya kami (Allah) telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.

Persoalannya yang ada adalah, keterbatasan manusia itu sendiri melihat orang lain.  Manusia pada umumnya lebih senang melihat orang lain, dari sisi negatifnya atau dari kekurangannya menurut pendapat dirinya sendiri.

Timbul pertanyaan, Apakah selama ini yang dimaksud anak berkebutuhan khusus atau lebih dikenal dengan nama ABK itu tidak memiliki kemampuan?  Jawabannya tidak. Manusia itu unik,  artinya setiap anak pasti memiliki kemampuan, minimal satu kemampuan.  Bahkan banyak anak yang memiliki lebih dari satu kemampuan.

Menurut Howard Gardener mengatakan dalam diri manusia ada 8 macam kemampuan, yaitu: linguistik, visual dan spasial, interpersonal, intrapersonal, kinestetik dan naturalis.

Boleh jadi menurut orang lain disebut ABK, cuma keterbatasan kita saja melihatnya. Padahal mereka memiliki kemampuan yang luar biasa. Apa buktinya? Buktinya banyak sekali. Saya berikan contoh ada anak yang dianggap ABK yang hafal Alquran 30 Zuz. Anak yang tunanetra bisa melantunkan lagu-lagu atau nyanyian dengan merdu, bahkan bisa memasuki dapur rekaman. Selain itu ada juga penari yang bisu, tetapi menampilkan tarian yang luar biasa.

Kata orang anak ini memiliki kebutuhan khusus. Menurut saya anak ini bukan anak berkebutuhan khusus (ABK),  tetapi mereka adalah IBK. Apa itu IBK? IBK singkatan dari Individu Berkemampuan Khusus. IBK adalah anak yang memiliki kemampuan, tetapi orang dewasa tidak dapat melihat kemampuan anak tersebut secara totalitas. Padahal anak tersebut mempunyai kemampuan yang luar biasa. Inilah keterbatasan orang dewasa melihat anak tersebut.  

Saya berependapat bahwa selama ini yang disebut ABK di sekolah itu tidak ada,  yang ada adalah Individu Berkemampuan Khusus (IBK). Karena itu apa yang harus dilakukan orang dewasa bagi anak-anak yang berkemampuan khusus itu?  Orang dewasa perlu memotivasi, perlu memberikan dorongan perlu memberikan spirit, bahkan harus memberikan fasilitas kepada anak tersebut. 

Jadi tugas orang dewasa  (guru atau orang tua) harus memberikan hal-hal terbaik untuk anak yang berkemampuan khusus itu. Mengapa demikian? Karena anak yang berkemampuan khusus, apabila tidak di fasilitasi dengan baik, maka kemampuannya itu tidak akan berkembang dengan maksimal. Karena itu perlu dorongan dan usaha-usaha yang optimal dari orang dewasa. Langkah kongkrit yang bisa dilakukan oleh orang dewasa adalah:

Pertama,
Lihatlah anak secara komprehensif atau totalitas, bukan hanya dari kekurangannya.

Kedua,
Identifikasi setiap anak, apa sih tipe kemampuan anak itu. Apakah dia itu tipe audio,  visual, audio dan visual, atau kinestetik.

Ketiga,
Pastikan bahwa setiap anak minimal memiliki 1 kemampuan. Bahkan banyak anak yang memiliki banyak kemampuan.  Cuma keterbatasan orang dewasa dalam  melihat kemampuan anak itu.

Keempat,
Berikan fasilitas yang memadai, supaya kemampuan anak berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya


Ayo mulai dari sekarang, kita berikan pelayanan yang terbaik bagi anak-anak tersebut. Karena saya yakin, Allah telah menciptakan manusia dalam bentuk yang paling lengkap paling bagus serta paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lain. Karena itu ayo kita lihat anak itu secara komprehensif secara totalitas. Sehingga kalau kita melihat secara utuh, mereka itu memiliki kemampuan khusus yang harus kita fasilitasi, yang harus kita dorong supaya potensinya berkembang secara optimal dan maksimal.

Berhentilah menyebut mereka ABK. Ayo kita sebut mereka itu IBK, karena saya yakin mereka itu punya potensi yang luar biasa. Apakah kita masih buta dengan prestasi yang telah dilakukan oleh anak-anak IBK selama ini? Oleh karena itu ibu/bapak sekarang kita dikatakan berkemampuan khusus. Saya yakin teman-teman punya hati nurani, punya keilmuan yang luas sehingga anak yang selama ini disebut berkebutuhan khusus harus kita ubah menjadi anak berkemampuan khusus. Wallahu a'lam

Bekasi, 4 April 2020

Yan Supyanto

Komentar

  1. Wah keren bangat pak jempol

    BalasHapus
  2. IBK istilah ini mari kita ramaikan.
    www.penamrbams.id

    BalasHapus
  3. Saya jadi ingat ketika mata kuliah Tugas Akhir kemarin, saya bertanya kepada bapak bagaimana cara yang tepat ketika kita dihadapkan pada salah satu peserta didik yang berkebutuhan khusus, dan ternyata pas Ujian TA itu benar-benar keluar soal itu.
    Seperti kebetulan saja tahun ajaran selanjutnya saya mendapat kepercayaan mendapat satu anak seperti tersebut di kelas saya. Shock..pasti..namun berbekal keyakinan dan niat baik saya yakin bisa. Saya jadi rajin menarik nafas dan luar biasa kesabaran saya diuji..tidak jarang saya harus menahan tangis saking saya harus bagaimana. Namun dengan berjalannya waktu, saya mulai menemukan sela dan cara menghadapinya, dan Masya alloh pak...memang butuh ekstra dalam segalanya menghadapi seperti ini. Dibalik banyak hal yang membuat saya kadang mati gaya, anak itu ternyata mempunyai kelebihan yang luar biasa, dia bisa menghafal Alquran pada setiap pelajaran tahfidz melebihi teman-teman yang maaf .. berbeda dengan dia. Hafalannya sangat lancar dan bagus sekali makhorijul hurufnya. Saya setuju dengan istilah IBK. karena saya mengalami sendiri.
    Salam santun dari Cibarusah buat pak Haji
    Kangen mendengarkan kuliah bapak di kelas.

    BalasHapus
  4. Ide yg cemerlang. .terima kasih Pak Haji🙏🙏

    BalasHapus
  5. Keren pak,IBK setuju,kita juga pernah dengar sebutan Inklusif bagaimana itu pak?

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menciptakan Pola Belajar Efektif dari Rumah

Bahan Untuk Renungan

Kebencian itu Seperti Bau Tomat Busuk